Senin, 08 Februari 2010

CERDAS MEMILIH PEMIMPIN

Dalam setiap ajang suksesi, calon pemimpin akan melakukan sosialisasi dan kampanye agar tercapai tujuannya. It's ok, wajar, karena memang pemimpin harus dikenal oleh yang dipimpin.

Sebagai rakyat, kita juga harus mengenal dan mengetahui visi dan misi mereka. Siapa yang paling mendekati kebutuhan publik, layak untuk didukung dan dipilih.

Di sini saya akan menyampaikan beberapa kriteria yang menurut saya harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

1. Iman, Taqwa Dan Percaya Kepada Hari Pembalasan.

Seorang pemimpin harus memiliki iman, taqwa dan keyakinan bahwa ada kehidupan setelah mati sebagai tempat pertanggung jawaban perbuatannya di dunia. Tidak peduli agama apa yang dianut olehnya.

2. Track Record.

Calon pemimpin harus mempunyai track record yang baik. Hal ini menjadi modal membangun kepercayaan publik. Bukan berarti menegasikan kebulatan tekad seseorang untuk berubah dari track record yang buruk, hanya saja ini menjadi catatan sejarah yang mesti dibuktikan terlebih dahulu. Bagi yang terlanjur memiliki cacat sejarah, sebaiknya melakukan dan membuktikan perubahan dirinya dahulu.

3. Keberpihakan Kepada Rakyat Dan Kaum Tertindas.

Calon pemimpin seyogyanya mengisi relung hatinya dan dibuktikan oleh perbuatannya dengan rasa keberpihakan kepada rakyat dan kaum tertindas. Hal ini mudah dinilai oleh masyarakat. Masyarakat dapat menilai apakah pemimpin tersebut berpihak kepada rakyat atau berpihak kepada penguasa dan pemilik modal dengan cara yang mudah. Mereka tinggal melihat dan mempelajari kebijakan-kebijakan dan perilaku pemimpin tersebut.

4. Mengetahui Apa Yang Dibutuhkan Oleh Masyarakat.

Sangat naif bila seorang pemimpin tidak memahami kebutuhan rakyatnya dan wilayahnya. Apa yang akan diprogramkan olehnya untuk rakyat bila ia tidak mengetahui kebutuhan rakyat ? Maka hal itu menjadi penting sebagai upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Untuk itu, saya mensyaratkan bagi calon pemimpin untuk melakukan kajian ilmiah dan penelitian yang mendalam dibuktikan dengan karya ilmiah tentang masyarakat atau wilayahnya.

Demikian sedikit catatan untuk perubahan. Semoga kita dapat memanfaatkan waktu 5 menit yang berarti untuk perubahan 5 tahun mendatang.

Senin, 01 Februari 2010

Pendidikan Penggalian Jati Diri


Tujuan pendidikan adalah menanamkan nilai-nilai luhur (imtaq), menggali potensi anak didik (sejatinya si anak didik) dan membekali mereka dengan keahlian pada bidangnya masing-masing.
Dengan imtaq mereka dapat berperilaku yang beradab (lawannya biadab) untuk mencari bekal kehidupan yang tiada akhir di akhirat.
Dengan mengetahui potensi diri mereka dapat menempatkan diri mereka pada posisi yang tepat.
Dengan keahlian khusus (keterampilan) mereka dapat bertahan hidup (survive).
Dalam hal ini, peserta didik dapat diprediksi menjadi orang-orang dengan perilaku terpuji walaupun terbentuk keberagaman potensi dan keterampilan.
Tapi pada satu titik mereka dihadapkan pada generalisasi normatif. Contoh pada kasus qunut dan tidak qunut. Seorang siswa terbiasa tidak qunut dan meyakininya. Sedangkan di sekolah ia diwajibkan menghapal doa qunut agar naik kelas.
Di sekolah, guru menyampaikan pelajaran dan siswa diharuskan mengikuti persis apa yang disampaikan oleh guru. Di sini terjadi transfer potensi diri sang guru kepada siswa, bukan penggalian potensi si peserta didik. Outputnya adalah seorang peserta didik memiliki kepribadian gurunya bukan kepribadian dirinya sendiri.
Setiap siswa seharusnya diberi keterampilan yang memang lahir dari potensi dirinya. Si A memiliki kecenderungan dan bakat dalam bidang menggambar/melukis. Sedangkan ia lemah dalam bidang Matematika dan IPA. Maka seharusnya sekolah menyediakan dan memberikan fasilitas yang seluas-luasnya bagi pengembangan bakat tersebut. Dan peserta didik diberi ujian yang sesuai dengan potensi mereka.
Tapi pada kenyataannya, siswa dipaksa untuk menghadapi ujian yang pada dasarnya bukan potensi mereka. Si ahli melukis dan si ahli ekonomi dipaksa untuk mengerjakan soal IPA. Dan malangnya, mereka kemudian dicap tidak lulus sekolah karena tidak mahir dalam bidang IPA atau Matematika.
Jadi, sebaiknya setiap siswa diberi soal-soal ujian yang sesuai pada bidangnya masing-masing.

GO...BLOG..!!!

Info Fotografi

ilmuGRAFIS.com

Desain Grafis Indonesia