Dalam setiap ajang suksesi, calon pemimpin akan melakukan sosialisasi dan kampanye agar tercapai tujuannya. It's ok, wajar, karena memang pemimpin harus dikenal oleh yang dipimpin.
Sebagai rakyat, kita juga harus mengenal dan mengetahui visi dan misi mereka. Siapa yang paling mendekati kebutuhan publik, layak untuk didukung dan dipilih.
Di sini saya akan menyampaikan beberapa kriteria yang menurut saya harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
1. Iman, Taqwa Dan Percaya Kepada Hari Pembalasan.
Seorang pemimpin harus memiliki iman, taqwa dan keyakinan bahwa ada kehidupan setelah mati sebagai tempat pertanggung jawaban perbuatannya di dunia. Tidak peduli agama apa yang dianut olehnya.
2. Track Record.
Calon pemimpin harus mempunyai track record yang baik. Hal ini menjadi modal membangun kepercayaan publik. Bukan berarti menegasikan kebulatan tekad seseorang untuk berubah dari track record yang buruk, hanya saja ini menjadi catatan sejarah yang mesti dibuktikan terlebih dahulu. Bagi yang terlanjur memiliki cacat sejarah, sebaiknya melakukan dan membuktikan perubahan dirinya dahulu.
3. Keberpihakan Kepada Rakyat Dan Kaum Tertindas.
Calon pemimpin seyogyanya mengisi relung hatinya dan dibuktikan oleh perbuatannya dengan rasa keberpihakan kepada rakyat dan kaum tertindas. Hal ini mudah dinilai oleh masyarakat. Masyarakat dapat menilai apakah pemimpin tersebut berpihak kepada rakyat atau berpihak kepada penguasa dan pemilik modal dengan cara yang mudah. Mereka tinggal melihat dan mempelajari kebijakan-kebijakan dan perilaku pemimpin tersebut.
4. Mengetahui Apa Yang Dibutuhkan Oleh Masyarakat.
Sangat naif bila seorang pemimpin tidak memahami kebutuhan rakyatnya dan wilayahnya. Apa yang akan diprogramkan olehnya untuk rakyat bila ia tidak mengetahui kebutuhan rakyat ? Maka hal itu menjadi penting sebagai upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Untuk itu, saya mensyaratkan bagi calon pemimpin untuk melakukan kajian ilmiah dan penelitian yang mendalam dibuktikan dengan karya ilmiah tentang masyarakat atau wilayahnya.
Demikian sedikit catatan untuk perubahan. Semoga kita dapat memanfaatkan waktu 5 menit yang berarti untuk perubahan 5 tahun mendatang.
Do not boast of what you do today, because you never know what will be provided by tomorrow.
Senin, 08 Februari 2010
Senin, 01 Februari 2010
Pendidikan Penggalian Jati Diri

Tujuan pendidikan adalah menanamkan nilai-nilai luhur (imtaq), menggali potensi anak didik (sejatinya si anak didik) dan membekali mereka dengan keahlian pada bidangnya masing-masing.
Dengan imtaq mereka dapat berperilaku yang beradab (lawannya biadab) untuk mencari bekal kehidupan yang tiada akhir di akhirat.
Dengan mengetahui potensi diri mereka dapat menempatkan diri mereka pada posisi yang tepat.
Dengan keahlian khusus (keterampilan) mereka dapat bertahan hidup (survive).
Dalam hal ini, peserta didik dapat diprediksi menjadi orang-orang dengan perilaku terpuji walaupun terbentuk keberagaman potensi dan keterampilan.
Tapi pada satu titik mereka dihadapkan pada generalisasi normatif. Contoh pada kasus qunut dan tidak qunut. Seorang siswa terbiasa tidak qunut dan meyakininya. Sedangkan di sekolah ia diwajibkan menghapal doa qunut agar naik kelas.
Di sekolah, guru menyampaikan pelajaran dan siswa diharuskan mengikuti persis apa yang disampaikan oleh guru. Di sini terjadi transfer potensi diri sang guru kepada siswa, bukan penggalian potensi si peserta didik. Outputnya adalah seorang peserta didik memiliki kepribadian gurunya bukan kepribadian dirinya sendiri.
Setiap siswa seharusnya diberi keterampilan yang memang lahir dari potensi dirinya. Si A memiliki kecenderungan dan bakat dalam bidang menggambar/melukis. Sedangkan ia lemah dalam bidang Matematika dan IPA. Maka seharusnya sekolah menyediakan dan memberikan fasilitas yang seluas-luasnya bagi pengembangan bakat tersebut. Dan peserta didik diberi ujian yang sesuai dengan potensi mereka.
Tapi pada kenyataannya, siswa dipaksa untuk menghadapi ujian yang pada dasarnya bukan potensi mereka. Si ahli melukis dan si ahli ekonomi dipaksa untuk mengerjakan soal IPA. Dan malangnya, mereka kemudian dicap tidak lulus sekolah karena tidak mahir dalam bidang IPA atau Matematika.
Jadi, sebaiknya setiap siswa diberi soal-soal ujian yang sesuai pada bidangnya masing-masing.
Langganan:
Postingan (Atom)
GO...BLOG..!!!
-
-
-
Maheng1681 tahun yang lalu
-
-
Prajurit, Media Sosial dan Ancaman Pertahanan6 tahun yang lalu
-
Pegang Kendali7 tahun yang lalu
-
20+ Tutorial Hijab Segi Empat Terbaru Paling Mudah8 tahun yang lalu
-
Wellington and Farm8 tahun yang lalu
-
Kangen8 tahun yang lalu
-
LAUT ITU WARISAN9 tahun yang lalu
-
ROCK IN PADANG II (2014)10 tahun yang lalu
-
Hanya Omong Kosong | Janji10 tahun yang lalu
-
Makalah Penerapan Balanced Scorecard PT. Garuda Indonesia (Persero)10 tahun yang lalu
-
[VIDEO] Jerman – Argentina (Final Piala Dunia 2014)10 tahun yang lalu
-
Murottal Al Quran Syaikh Fares Abbad10 tahun yang lalu
-
tips untuk tetap sehat selama musim flu11 tahun yang lalu
-
-
KAU TETAP AKAN SELALU ADA.11 tahun yang lalu
-
Antara Tuhan, Tukang Cukur & Konsumen12 tahun yang lalu
-
The Alphabet and the Famous Movies (26 Photos)12 tahun yang lalu
-
Bahaya Berbangga dengan Maksiat dan Dosa12 tahun yang lalu
-
-
-
Lucu Gan :)12 tahun yang lalu
-
-
Skripsi & Kompre, Kau Buatku Jantungan Seketika..13 tahun yang lalu
-
-
Kids Photography13 tahun yang lalu
-
Haruskah Kami Berdoa Agar terjadi Tsunami Di jakrata13 tahun yang lalu
-
-
Akbar Vektor14 tahun yang lalu
-
NZHONT LIKE-ART: merubah backgrund photo14 tahun yang lalu
-
suatu hari di desa labu lalar14 tahun yang lalu
-
11 SUREFIRE LANDSCAPE PHOTOGRAPHY TIPS14 tahun yang lalu
-
YOU ~14 tahun yang lalu
-
-
-
Ibu14 tahun yang lalu
-
-
-
Gemuruh Malam14 tahun yang lalu
-
Hasil foto Fashion Ant Photography14 tahun yang lalu
-
hati14 tahun yang lalu
-
-
Tips untuk mengubah ISO setting15 tahun yang lalu
-
-
SOFTWARE UNTUK MEMBLOKIR SITUS PORNO15 tahun yang lalu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-